Widget Recent Post No.

Sabtu, 10 Juni 2023

PENYIMPANGAN ALIRAN-ALIRAN DI MASA MODERN

PENDAHULUAN

Dialektika agama dan sosial senantiasa memunculkan problematika tertentu. Tarik menarik antara problem sosial dan pemahaman agama tidak jarang melahirkan penyimpangan-penyimpangan. Hal itu sebagaimana yang sudah  di era klasik seperti aliran Khawarij, Qodariyah, Jabariyah dan Muktaziah.  Sehingga perlu dilakukan kajian yang mendalam untuk mendekati pemahaman yang benar sebagaimana yang dikehendaki agama itu sendiri.

Penyimpangan paham keagamaan dalam Islam tidak hanya muncul di masa klasik, namun muncul di era modern. Paham yang dimaksud adalah Ahmadiyah dan Wahabi. Jika kelompok aliran di masa klasik sudah lenyap dalam sejarah maka yang muncul di era modern ini masih ada wujudnya, bahkan diupayakan terus berkembang. Keduanya muncul ditengah konteks sosial umat Islam sedang bergejolak dalam menghadapi imprelialisme Barat, yaitu Ingris. Sehingga Umat Islam perlu memahami aliran-aliran ini untuk mewaspadai dan menjaga umat dari penyimpangan-penyimpangannya.

PEMBAHASAN

Ahmadiyah

Ahmadiyah adalah salah satu paham keagamaan yang dicetuskan oleh Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani di India pada tahun1889 M dengan menggunakan nama Islam. Dasar paham Ahmadiyah yang paling prinsip adalah terbukanya pintu ke-Nabi-an secara terus-menerus sampai hari kiamat. Nabi muhammad saw bukanlah nabi terakhir, tapi masih ada nabi-nabi sesudahnya.

Menurut Ahmadiyah kata “Khatamun” dalam surah Al-Ahzab : 40 bukan berarti akhir. Jadi Artinya menurut mereka adalah yang lebih utama. Kata Khatamun menurut mereka juga bermakna mahar atau mas kawin yang dengan mere bisa menjadi Nabi. Sementara an-nabiyyin dimaknai nabi yang memiliki syari’at. Sehingga Nabi dianggap sebagai penutup para nabi yang datang membawa syari’at sendiri. Maka dengan ini mereka meyakini Miza Ghulam Ahmad sebagai pendiri Ahmadiyah sebagai Nabi, bahkan sebagai orang yang diangkat Tuhan sebagai Al-mahdi atau sebagai Isa As yang diharapkan umat Islam muncul di akhir zaman. Sekte ini memiliki kitab suci sendiri yang disebut Tadzkirah dan memiliki tempat tanah suci sendiri, yaitu daerah Robwah dan Qodian di India.

Dengan pahamnya itu Ahmadiyah telah telah terang-terangan menentang Al-Qur’an, Hadits, dan ijma’ yang telah tegak sejak ratusan tahun yang lalu. Dalam sejarah Islam tercatat banyak orang yang mengaku sebagai nabi, semenjak Rasulullah saw wafat. Namun diberantas oleh para sahabat-sahabat Rasulullah Saw.

Pemikiran Ahmadiyah tentang Qs. Al-Ahzab :40 itu bertentangan dengan kaidah bahasa Arab, ahli tafsir, ijma’, dan nash al-Qur’an dan hadits. Berikut bantahan dari Ahli bahasa Arab. Majduddin al-Fairuz abadi : berpendapat bahwa akibat dan akhir segala sesuatu adalah penutupnya dan akhir hari adalah seperti penutup Khatamun. Ibnu Mandzur Al-afriki Al-mishri : berpendapat dengan mengatakan khatamu kulli syai’i wakhatimatuhu, akhir segala sesuatu dan penutupnya adalah akhirnya

Bantahan juga dapat dipahami dari Ahli tafsir. Ibnu Jarir At-tabari menyatakan bahwa Rasulullah  sebagai khatamin al-nabiyyin yakni nabi terakhir diantara mereka. Abu Hayyan menyatakan Jumhur membaca Khatim (dengan ta’ kasroh) artinya nabi adalah yang terakhir dari para Nabi. Sementara Ashim membaca Khatam (dengan ta’ fathah), artinya para Nabi itu ditutup dengan kehadiran beliau. Ibnu Katsir menyatakan Ayat itu menegaskan tidak akan ada nabi setelah beliau, sehingga rasul pun tidak ada.

Dalil-dalil Tertutupnya Kenabian

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs. Al-Ahzab : 40)

إ نَّ الرِّسالةَ والنُّبوَّةَ قد انقطعت فلا رسولَ بعدي ولا نبي

Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terputus, karena itu tidak ada rasul maupun nabi sesudahku. (Hr. Imam at-Turmudzi)

 

وإني أخر الأنبياء ومسجدي أخر المساجد

Sesungguhnya aku adalah nabi terakhir diantara para nabi dan masjidku adalah terakhir diantara semua masjid. (Hr. Muslim)

Fatwa MUI pada Musyawarah nasional VII 21 Jumadil Akhir 1426/28 Juli 2005 M Menegaskan kembali keputusan fatwa MUI dalam munas II tahun 1980 yang menetapkan bahwa aliran Ahmadiyah berada di luar Islam, sesat dan menyesatkan, serta orang Islam yang mengikutinya adalah murtadز Bagi mereka yang terlanjur mengikuti aliran ahmadiyah supaya segera kembali kepada ajaran Islam yang haq yang sejalan dengan al-qur’an dan haditsز Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran faham ahmadiyah di seluruh Indonesia dan membekukan organisasi serta menutup semua tempat kegiatannya

 

Wahabi

Aliran ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab. Dia berasal dari keluarga sunni dari Kabilah Tamim yg menganut madzhab Hambali. Muhammad bin abdul wahab awalnya adalah pengajar ilmu agama yang pindah dari tempat ke tempat lain. Maka dia terpengaruh dengan oreintalis Ingris yang bekerja sebagai Spionase di Timur tengah. Ingris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’iyah.

Gerakan Wahhabi yang dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahab ini bermula di daerah terpencil, Najd. Namun, Kerajaan saudi menjadi penyokong utama Wahhabisme sehingga menyebar ke kota-kota suci  Mekkah dan Madinah. Penyebaran dakwah  wahabi didukung melalui buku, media, sekolah, universitas, masjid, beasiswa, beasiswa, pekerjaan bagi para jurnalis, akademisi dan ilmuwan Islam - hal ini memberikan Wahhabisme sebuah "posisi kekuatan yang unggul" dan menjadi aliran yang dominan di Saudi dan Qatar.

Ajaran Wahabi mengkafirkan kaum muslim yang mempraktekkan tawasul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Bahkan mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri. Akibatnya banyak situs bersejarah di Mekkah dihancurkan  dan diratakan dengan tanah untuk dibangun tempat parkir. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis terkikis oleh modernisasi ala wahabi, setidaknya 300 bangunan bersejarah di Mekkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Wahabi Ekstrem mencela 4 madzhab dan menuduh mereka sebagai pemecah belah umat Islam.

KESIMPULAN

Baik Ahmadiyah maupun Wahabi adalah sama-sama aliran yang menyimpang. Ahmadiyah bahkan dinyatakan sudah bukan bagian dari agama Islam dan merupakan agama tersendiri. Sedangkan Wahabi menyimpang terutama karena pentakfirannya terhadap kelompok umat Isam di luar Kelompoknya

0 komentar:

Posting Komentar

ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIEN